Hutan bakau
Hutan
bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air
payau,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh
khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi
bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak,
maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan
lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas,
baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi
tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan
oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan
hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat
khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Fungsi dan manfaat
Salah
satu fungsi utama hutan bakau atau mangrove adalah untuk melindungi
garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar
termasuk tsunami. Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman
tsunami adalah dengan memasang Green Belt atau sabuk hijau hutan
mangrove atau hutan bakau. Sedangkan di Indramayu, sekitar 3 wilayah di
beberapa Kecamatan yag ada di Kabupaten Indramayu terkena dampak abrasi
karena hutan bakau sudah banyak beralih fungsi menjadi tambak, dan alih
fungsi lain.[1]
Namun pada 10 tahun belakangan ini, Kami Kelompok
Tani Jaka Kencana mencoba memanfaatkan hutan mangrove hingga saat ini,
hutan mangrove telah memberikan manfaat lain, selain kayu, atau yang
biasa disebut dengan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Mangrove, yakni;
sebagai bahan pangan dan minuman, serta untuk bahan pewarna dan
kosmetik.
Hingga saat ini, Kami Kelompok Tani Jaka Kencana telah
mengembangkan beberapa jenis tumbuhan pada hutan mangrove untuk dapat
dimanfaatkan sebagai;
1. Bahan pangan pengganti beras maupun untuk tepung kue dari buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza).
2. Bahan minuman sirup, dodol, selain dan puding dari buah Pidada (Sonneratia caseolaris).
3. Bahan pembuat sabun dari buah Pidada (Sonneratia caseolaris).
4. Bahan tepung kue dari buah Api-api (Avicennia sp).
5. Bahan kosmetik (lulur dingin) dari buah Nyirih (Xylocarpus granatum).
6. Bahan baku alkohol, cuka dan gula merah dari buah Nipah (Nypa fruticans).
7. Bahan Kecap, Tempe dan Tahu dari buah Kerandang (Canavalia virosa).
8.
Bahan pewarna pakaian dari kulit kayu bakau (Rhizophora mucronata),
Lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan Mentigi (Ceriops tagal).
Kelompok
Tani Jaka Kencana Desa Pabean Udik Kab. Indramayu telah aktif melakukan
pelatihan ke berbagai Daerah atau Provinsi di Indonesia - diluar pulau
Kalimantan dan Sumatera, tentang manfaat hasil hutan bukan kayu (HHBK)
Mangrove sebagai bahan pangan, minuman, sabun dan pewarna.
Kekayaan flora
Beraneka
jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54
spesies dari 20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap
sebagai jenis-jenis mangrove sejati. Yakni jenis-jenis yang ditemukan
hidup terbatas di lingkungan hutan mangrove dan jarang tumbuh di
luarnya.
Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh
di Indonesia; menjadikan hutan bakau Indonesia sebagai yang paling kaya
jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik. Total jenis keseluruhan
yang telah diketahui, termasuk jenis-jenis mangrove ikutan, adalah 202
spesies.
0 Response to " "
Posting Komentar